Seri ini dibuat dengan niat memperkenalkan ulang tradisi tak ternilai yang melekat pada lurik ke dalam gaya hidup modern kita. Jendela Kota ditenun dari pola renik cacahan yang mengalihkan dua puntalan dalam satu alat tenun.
Seri ini dibuat dengan niat memperkenalkan ulang tradisi tak ternilai yang melekat pada lurik ke dalam gaya hidup modern kita. Jendela Kota ditenun dari pola renik cacahan yang mengalihkan dua puntalan dalam satu alat tenun.
Seri ini dibuat dengan niat memperkenalkan ulang tradisi tak ternilai yang melekat pada lurik ke dalam gaya hidup modern kita. Jendela Kota ditenun dari pola renik cacahan yang mengalihkan dua puntalan dalam satu alat tenun.

Serbet Rumbai Jendela Kota

Dibuat oleh Penenun ATBM di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Dari Rp 119.000
Cerita Produk

Lurik merupakan tekstil tradisional Jawa yang pernah mengemban peran besar di masyarakat. Huruf ‘i’ pada lurik bermakna kecil atau mungil dalam bahasa Jawa, menandakan bagaimana garis-garis pada kain lurik secara tradisional umumnya berukuran lebih kecil dari satu sentimeter.

Banyaknya kisah dibalik tiap rancangan lurik telah usang oleh kemajuan modern seiring berjalannya waktu. Seri ini dibuat dengan niat memperkenalkan ulang tradisi tak ternilai yang melekat pada lurik ke dalam gaya hidup modern kita. Jendela Kota ditenun dari pola renik cacahan yang mengalihkan dua puntalan dalam satu alat tenun.

Seluruh tepian linen ditelusuri rumbainya dan dikunci dengan jahitan berbiku-biku untuk menambah aksen baru nan segar khas selera masa kini ke dalam tradisi yang penuh tata. Pilihan segar untuk dipadankan dengan tatanan meja yang serbaguna. Bahan dasar kain ini ditenun oleh penenun atbm di rumah tenun Ibu Lusi, Sleman.

Rincian Produk

• 45x45cm / 17”x17”
• Kain: 50% recycled poliester, 42% recycled katun, 8% katun
• Ukuran dapat dibuat sesuai permintaan, silahkan hubungi kami
• Dikarenakan barang dibuat dengan tangan, sedikit perbedaan pada warna dan tekstur diharap dimengerti
• Dibuat dengan etis di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Panduan Perawatan

• Cuci tangan menggunakan deterjen alami seperti lerek atau soapnut
• Cuci dengan air dingin hingga 30°C/86°F
• Transfer warna mungkin terjadi, cuci secara terpisah
Dry clean direkomendasikan
• Jangan gunakan pemutih
• Hamparkan sampai kering dibawah teduhan
• Jangan gunakan mesin pengering
• Setrika dengan suhu sedang hingga panas diantara 148˚C/300˚F hingga 204˚C/400˚F
• Untuk membersihkan noda, tepuk dengan lembut daerah tersebut dengan air (jangan menggosok)
• Kain yang diwarnai sebaiknya dijauhkan dari paparan sinar matahari langsung untuk menghindari pemudaran yang berlebihan
• Usahakan untuk selalu menyimpan kain ditempat yang kering (tidak lembab)

Pengiriman & Pengembalian

Pengiriman domestik di seluruh Indonesia akan ditangani oleh JNE atau Paxel. Layanan kurir instan atau same-day di dalam wilayah Jakarta dapat diajukan sebelum atau setelah proses pemesanan, tersedia hanya untuk barang yang ada dalam inventaris stok

Semua pesanan akan dikirimkan dari Jakarta dalam waktu 3-5 hari kerja, kecuali pesanan pre-order atau pesanan khusus. Pengiriman internasional tersedia ke seluruh dunia melalui angkutan udara pintu-ke-pintu.

Kami mengutamakan perihal desain dan karya ketrampilan dengan sungguh-sungguh , dan kami ingin Anda menerima barang-barang ini dengan sangat hati-hati. Setiap barang kami diperiksa dengan seksama sebelum proses pengiriman, tetapi jika sewaktu sebuah kesalahan terjadi, harap beri tahu kami dalam kurun waktu 48 jam. Tim kami akan segera berusaha untuk menggantikan barang tersebut setelah meninjau kasus Anda

Pengembalian atau penukaran dapat dilakukan dalam waktu 14 hari setelah penerimaan. Pesanan khusus, kain per meter, karya seni, hadiah, dan barang dengan potongan harga tidak dapat dikembalikan atau ditukar. Semua barang harus dalam kondisi baru, tidak digunakan, dengan label masih terpasang.

Harap tinjau halaman Pengiriman & Pengembalian untuk informasi selebihnya. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, silahkan hubungi kami.

Pasangkan dengan...

DIBUAT DI RUMAH IBU LUSI, SLEMAN

Ketika pertama menjumpai rumah Ibu Lusi di pinggir kota Yogyakarta, rumah yang sederhana itu menjadi awal dari sebuah tautan. Dalam sunyi, kami bisa mendengar irama lembut mesin-mesin tenun bergerak dalam harmoni ritmis. Keluarga Ibu Lusi adalah penenun pertama yang kami temui dalam perjalanan awal kami mencari rekan pengrajin di sekeliling Jawa.

Kebanyakan penenun yang bekerja di rumah itu telah lanjut usia, keadaan rumah pun terlihat seperti sudah akan hancur. Meskipun demikian, mereka tetap dengan sepenuh hati bekerja melestarikan tradisi tenun. Meski kapasitas produksinya tak seberapa, rumah ini menghasilkan tenun paling halus dengan kualitas terbaik yang selalu kami kagumi sejak kali pertama.

PELAJARI LEBIH LANJUT
Bayangan penenun di Sleman yang sedang memintal benang di tempatnya bekerja.