Dinamai dari pola sulamannya yang mengingatkan pada jejak pejalan atau yang dikenal dengan sebutan setapak dalam bahasa Indonesia, dan nuansa biru yang terkait erat dengan kata tarum, sejenis tanaman lokal yang umumnya digunakan sebagai pewarna alam di berbagai kebudayaan tradisional kita.
Dinamai dari pola sulamannya yang mengingatkan pada jejak pejalan atau yang dikenal dengan sebutan setapak dalam bahasa Indonesia, dan nuansa biru yang terkait erat dengan kata tarum, sejenis tanaman lokal yang umumnya digunakan sebagai pewarna alam di berbagai kebudayaan tradisional kita.
Dinamai dari pola sulamannya yang mengingatkan pada jejak pejalan atau yang dikenal dengan sebutan setapak dalam bahasa Indonesia, dan nuansa biru yang terkait erat dengan kata tarum, sejenis tanaman lokal yang umumnya digunakan sebagai pewarna alam di berbagai kebudayaan tradisional kita.

Setapak Tarum Embroidered Coaster

Made by pedal loom weavers in Bantul, Special Region of Yogyakarta
From Rp 99.000
Product Story

The deep blue hue invites you to immerse yourself in the serenity of the Setapak Tarum linens collection. Embroidered using a home-sewing machine, this series exudes a handmade quality that should grace every home—a testament to the soul of the maker.

It is named after the embroidered patterns reminiscent of block pathways, known as setapak in Indonesian, and the blue hue intertwined with the word tarum, representing a species of plant commonly used as a natural dye across our traditional cultures.

Setapak Tarum is a must-have addition to your table linens collection. Its versatility allows for effortless mix-and-match, making it perfect for pairing with classical tableware or embracing a playful rhythm. The base fabric is handwoven by pedal loom weavers in Pak Jussi’s house, Bantul.

Product Details

• 10x10cm / 4”x4”
• Fabric: 100% cotton
• Interlining with padding
• Custom sizes are available, please contact us
• Due to the nature of handcrafted goods, slight variations in colour and texture are embraced
• Ethically made in Bantul, Special Region of Yogyakarta

Care Guide

• Hand-wash using natural detergents such as lerek or soapnut
• Wash in cold water up to 30°C/86°F
• Colour transfer might be expected, wash separately
• Dry clean is recommended
• Do not bleach
• Line dry in shade
• Do not tumble dry
• Iron medium to high temperature between 148˚C/300˚F to 204˚C/400˚F
• For spot cleaning, gently dab the area with water (do not rub)
• Dyed fabric needs to be kept out of direct sunlight to avoid excessive fading
• Always store the fabric in a dry condition (not humid)

Shipping & Returns

All domestic Indonesian shipping is handled by JNE or Paxel. Instant or same-day courier service within Jakarta can be requested either before or after the order process, available only for in-stock items.

All orders will be shipped from Jakarta within 3-5 working days unless they are pre-ordered or custom-made. International shipments are available worldwide by door-to-door air freight.

We take design and craftsmanship earnestly, and we want you to receive these pieces with much care. Our items are carefully inspected prior to shipment, but on the occasion a mistake happens, please notify us within 48 hours; our team will promptly work on a replacement after reviewing the case.

Return or exchange can be made within 14 days of receipt. Custom orders, fabric per meter, gifts, and sale items cannot be returned or exchanged. All items must be in new, unused condition with any tags still attached.

Please review our Shipping & Returns policy for more information. If you need further assistance, do not hesitate to contact us.

Pairs Better With

MADE IN PAK JUSSI'S HOUSE, BANTUL

The streets are silent, and everyone’s quiet in Bantul — a coastal regency in the south of Yogyakarta. Here was where we met Pak Jussi and his neighbourhood of weavers. Mostly belonging to the older generation, they weave to keep up their old tradition.

It is not an unusual sight to see them grow their crops and spend hours tending the farm, as weaving becomes a work that they do while waiting for the crops. For these people, weaving fills in the rhythm of their life. Most of them acquired weaving skills from a tender age, yet the community faces a pressing challenge of generational continuity, grappling with a decline in demand for handwoven textiles.

LEARN MORE
Seorang pria tua yang tengah mendalami seni menenun tradisional, duduk di depan alat tenun kayu di dalam sebuah rumah pedesaan yang memesona.

DISCOVER MORE

Collect every story, every speciality of the hands, and every thread of wonder found in our textiles.

A natural rustic table setting full of flowers decorated with handwoven table linens and handmade pottery set. The bright tone and colourful scheme celebrates the coming of spring season. A natural rustic table setting full of flowers decorated with handwoven table linens and handmade pottery set. The bright tone and colourful scheme celebrates the coming of spring season.

Serindang Bulan Handwoven Embroidery Coaster

From Rp 119.000
Select options
Ulap Doyo Handwoven Coaster Ulap Doyo Handwoven Coaster

Ulap Doyo Handwoven Coaster

From Rp 119.000
Select options
Corak kotak-kotak besar yang disusun dengan benang berangkap tebal menambah manis pada kesederhanaan latar belakang merah mudanya. Corak kotak-kotak besar yang disusun dengan benang berangkap tebal menambah manis pada kesederhanaan latar belakang merah mudanya.
Upcycled

Bunga Persik Fringe Coaster

From Rp 99.000
Select options
Seri ini dibuat dengan niat memperkenalkan ulang tradisi tak ternilai yang melekat pada lurik ke dalam gaya hidup modern kita. Lajur Kereta ditenun dari pola bergaris tipis dari motif lajuran. Seri ini dibuat dengan niat memperkenalkan ulang tradisi tak ternilai yang melekat pada lurik ke dalam gaya hidup modern kita. Lajur Kereta ditenun dari pola bergaris tipis dari motif lajuran.
Upcycled

Lajur Kereta Fringe Coaster

From Rp 99.000
Select options
Seri ini dibuat dengan niat memperkenalkan ulang tradisi tak ternilai yang melekat pada lurik ke dalam gaya hidup modern kita. Jendela Kota ditenun dari pola renik cacahan yang mengalihkan dua puntalan dalam satu alat tenun. Seri ini dibuat dengan niat memperkenalkan ulang tradisi tak ternilai yang melekat pada lurik ke dalam gaya hidup modern kita. Jendela Kota ditenun dari pola renik cacahan yang mengalihkan dua puntalan dalam satu alat tenun.
Upcycled

Jendela Kota Fringe Coaster

From Rp 99.000
Select options
Sepasang alas gelas dengan pinggiran rumbai berwarna kulit kayu menambahkan sentuhan pesona rustic pada pengaturan dapur yang usang dan klasik. Seri meja makan berwarna kulit kayu dengan motif kain yang terinspirasi dari biji kedawung. Kain tersebut ditenun tangan menggunakan teknik pakan apung pada alat tenun tradisional di Pekalongan.
Upcycled

Kedawung Fringe Coaster

From Rp 99
Select options
Kerendahan hati dan pesona Dayang Sumbi yang abadi menginspirasi kehati-hatian dan kerumitan menenun tekstur kain ini. Kerendahan hati dan pesona Dayang Sumbi yang abadi menginspirasi kehati-hatian dan kerumitan menenun tekstur kain ini.
Upcycled

Dayang Sumbi Coaster

From Rp 99.000
Select options
Garis hitam yang tebal, membingkai kain putih Pundi Beras merupakan adaptasi klasik lurik yang tampak selaras dengan cita rasa kekinian saat ini. Garis hitam yang tebal, membingkai kain putih Pundi Beras merupakan adaptasi klasik lurik yang tampak selaras dengan cita rasa kekinian saat ini.
Upcycled

Pundi Beras Fringe Coaster

From Rp 99.000
Select options
Sebuah alas gelas bergaya fringe dengan pola bunga-bunga yang hidup, diletakkan di bawah sebuah gelas yang lemah gemah ripah berhiasan bunga-bunga, menambah sentuhan elegan pada tata meja yang indah. Diperelok dengan teknik cording, satu demi satu benang slub dijahit dengan tangan pada kain sutera. Bahan ini dibuat dari sutera Eri, jenis serat sutera langka yang berasal dari Indonesia.
Upcycled

Kue Rangi Slub Coaster

From Rp 119.000
Select options
Warna merah cerah yang menjadi dasar seluruh desain ini, dengan garis sulaman yang memperindah kesederhanaan kain ini menjadi anggun dan menawan. Menghiasi tepian kain dari seri meja makan ini—tatakan piring, tatakan gelas, dan serbet—adalah pola yang mengingatkan pada gambar teknik dalam struktur menenun. Warna merah cerah yang menjadi dasar seluruh desain ini, dengan garis sulaman yang memperindah kesederhanaan kain ini menjadi anggun dan menawan. Menghiasi tepian kain dari seri meja makan ini—tatakan piring, tatakan gelas, dan serbet—adalah pola yang mengingatkan pada gambar teknik dalam struktur menenun.
Upcycled

Benang Merah Embroidered Coaster

From Rp 99.000
Select options
Dinamai dari pola sulamannya yang mengingatkan pada jejak pejalan atau yang dikenal dengan sebutan setapak dalam bahasa Indonesia, dan nuansa biru yang terkait erat dengan kata tarum, sejenis tanaman lokal yang umumnya digunakan sebagai pewarna alam di berbagai kebudayaan tradisional kita. Dinamai dari pola sulamannya yang mengingatkan pada jejak pejalan atau yang dikenal dengan sebutan setapak dalam bahasa Indonesia, dan nuansa biru yang terkait erat dengan kata tarum, sejenis tanaman lokal yang umumnya digunakan sebagai pewarna alam di berbagai kebudayaan tradisional kita.
Upcycled

Setapak Tarum Embroidered Coaster

From Rp 99.000
Select options