Teknik umbai menghadirkan unsur ketidakteraturan yang alami dalam setiap petak motif kotak, membentuk sensasi tekstur kain yang menyerupai ronce melati.
Teknik umbai menghadirkan unsur ketidakteraturan yang alami dalam setiap petak motif kotak, membentuk sensasi tekstur kain yang menyerupai ronce melati.

GL004—Kain Umbai Ronce Melati

Dibuat oleh penenun gedhog di Tuban, Jawa Timur
Dari Rp 9.000
Cerita Produk

Pada setiap pernikahan yang menganut tradisi Jawa, sang mempelai perempuan akan mengenakan ronce atau untaian bunga melati yang mengalungi leher. Prosesi megah dan karisma elegan sang pengantin berhasil membawa kami dalam perjalanan menguntai kain Ronce Melati yang ditenun dengan kapas khas tanah Tuban.

Di tanah ini, kapas dibudidaya tak hanya di lahan pertanian namun juga di halaman belakang rumah ke rumah. Teknik umbai menghadirkan unsur ketidakteraturan yang alami dalam setiap petak motif kotak, membentuk sensasi tekstur kain yang menyerupai ronce melati.

Bubuhan bergaya bagi penggemar kualitas buatan tangan, kain Ronce Melati ditenun dengan alat tenun gedhog——tradisi panjang kriya yang hingga saat ini masih hadir di pedesaan Indonesia. Bahan dasar kain ini ditenun oleh penenun gedhog di rumah Pak Fajar, Tuban.

Rincian Produk

• 12x16cm / 5”x6”
• Kain: 100% katun
• Lebar: 65cm
• Berat: heavy-weight
Not-rated tekstil
• Permintaan untuk pengujian kain, silahkan hubungi kami
• Dikarenakan barang dibuat dengan tangan, sedikit perbedaan pada warna dan tekstur diharap dimengerti
• Dibuat dengan etis di Tuban, Jawa Timur

Panduan Perawatan

• Cuci tangan menggunakan deterjen alami seperti lerek atau soapnut
• Cuci dengan air dingin hingga 30°C/86°F
• Transfer warna mungkin terjadi, cuci secara terpisah
Dry clean direkomendasikan
• Jangan gunakan pemutih
• Hamparkan sampai kering dibawah teduhan
• Jangan gunakan mesin pengering
• Setrika dengan suhu sedang hingga panas diantara 148˚C/300˚F hingga 204˚C/400˚F
• Untuk membersihkan noda, tepuk dengan lembut daerah tersebut dengan air (jangan menggosok)
• Kain yang diwarnai sebaiknya dijauhkan dari paparan sinar matahari langsung untuk menghindari pemudaran yang berlebihan
• Usahakan untuk selalu menyimpan kain ditempat yang kering (tidak lembab)

Pengiriman & Pengembalian

Pengiriman domestik di seluruh Indonesia akan ditangani oleh JNE atau Paxel. Layanan kurir instan atau same-day di dalam wilayah Jakarta dapat diajukan sebelum atau setelah proses pemesanan, tersedia hanya untuk barang yang ada dalam inventaris stok

Semua pesanan akan dikirimkan dari Jakarta dalam waktu 3-5 hari kerja, kecuali pesanan pre-order atau pesanan khusus. Pengiriman internasional tersedia ke seluruh dunia melalui angkutan udara pintu-ke-pintu.

Kami mengutamakan perihal desain dan karya ketrampilan dengan sungguh-sungguh , dan kami ingin Anda menerima barang-barang ini dengan sangat hati-hati. Setiap barang kami diperiksa dengan seksama sebelum proses pengiriman, tetapi jika sewaktu sebuah kesalahan terjadi, harap beri tahu kami dalam kurun waktu 48 jam. Tim kami akan segera berusaha untuk menggantikan barang tersebut setelah meninjau kasus Anda

Pengembalian atau penukaran dapat dilakukan dalam waktu 14 hari setelah penerimaan. Pesanan khusus, kain per meter, karya seni, hadiah, dan barang dengan potongan harga tidak dapat dikembalikan atau ditukar. Semua barang harus dalam kondisi baru, tidak digunakan, dengan label masih terpasang.

Harap tinjau halaman Pengiriman & Pengembalian untuk informasi selebihnya. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, silahkan hubungi kami.

DIBUAT DI RUMAH PAK FAJAR, TUBAN

Pak Fajar memulai eksplorasinya bersama penenun di Tuban bertahun-tahun yang lalu saat ia mengenyam studi sebagai peneliti tekstil. Di Desa Kerek, ia menemukan komunitas tertutup yang terdiri dari petani, pemintal, dan penenun yang saling bekerja sama membangun siklus produksi yang mandiri. Dengan dedikasi kuat, ia mengenalkan sudut pandang baru dalam menghargai hasil kerja mereka yang begitu pantas.

Tenun gedhog masih dilestarikan oleh masyarakat Tuban sebagai salah satu teknik menenun tertua dan paling tradisional di nusantara. Kisah dan legenda mengenai kenapa tradisi kriya ini sanggup bertahan pun masih terus bergaung di daerah ini. Keindahan menenun telah melewati ujian waktu, inilah suatu nilai yang terus menerus dipegang dan dikerjakan oleh Pak Fajar.

PELAJARI LEBIH LANJUT
Dua perempuan sedang berjalan di Desa Kerek setelah seharian di ladang kapas dan tempat menenun.